Pemerintahan Akan Penilaian PPKM, Cermati Kenaikan Kasus di Akhir Tahun
Pemerintahan akan menilai peraturan Pemerlakukan Limitasi Aktivitas Warga (PPKM) susul bertambahnya kasus Covid-19 dalam beberapa saat paling akhir. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengutarakan, tingkat PPKM di beberapa wilayah bisa dipertingkat jika kasus Covid-19 terus merayap naik.
“Kami masih berlakukan tingkat tingkat satu di beberapa wilayah. Maknanya, kita tetap waspada dan bisa saja kelak jika ada peningkatan kemungkinan kita akan menilai kembali,” kata Ma’ruf dalam info jurnalis di Tangerang Selatan, Jumat.
Kementerian Kesehatan menulis, kasus verifikasi alami kenaikan sekitar 47,23 %, dikuasai oleh subvarian BA.4 dan BA.5. Dalam pada itu, subvarian XBB mulai terlihat di tengah Oktober.
Ada 48 kasus subvarian XBB atau XBB1 yang diketemukan dari pengecekan pengawasan world genome sequencing, yang dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Utara, Jawa tengah, Banten, dan Jawa Barat.
Ma’ruf menjelaskan, pemerintahan terus memerhatikan peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan karena subvarian XBB dan tingkat resikonya subvarian baru itu.
Pemerintahan belum putuskan tidak ada atau adanya pengetatan mobilisasi warga mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru pada Desember 2022 bulan kedepan. Namun, Ma’ruf memberi pesan supaya perayaan Natal dan Tahun Baru dikerjakan dengan teratur dan memprioritaskan prosedur kesehatan agar tidak mengakibatkan kenaikan kasus.
Menurutnya, gerakan warga akan bertambah di tiap hari raya keagamaan, tapi warga tetap harus waspada teror Covid-19. “Warga janganlah sampai abai, janganlah sampai lupa, janganlah sampai (meleng).
Teror (Covid-19) ini masih tetap ada,” kata Ma’ruf. Ma’ruf menghimbau warga yang belum divaksin Covid-19 untuk melakukan vaksinasi supaya memberi kebal pada diri kita atau barisan.
“Karena ini yang paling rawan itu yang belum divaksinasi dan yang telah divaksinasi harus agar di-booster. Bahkan juga saat ini ada pemikiran untuk menambahkan booster kembali, 2x booster-nya,” tutur ia.
Siaga Kenaikan Akhir Tahun
Kasus Covid-19 di Indonesia diprediksikan akan kembali naik dan mencapai puncak di akhir tahun susul tingginya kasus sekarang ini karena perubahan subvarian Omicron.
Kepala Agen Komunikasi dan Servis Khalayak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, perkiraan ini dapat terjadi dengan kegiatan warga yang condong bertambah di tahun akhir.
“Seperti yang sempat dikatakan, kegiatan kan paling bertambah di tahun akhir. Peluang di tahun akhir ada kenaikan (kasus),” kata Nadia saat dijumpai di gedung Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Selasa.
Awalnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada resiko peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia mulai tahun akhir 2022 sampai awalnya tahun 2023. Karena, sekarang ini, peningkatan kasus harian Covid-19 telah tembus 5.000 kasus. Peningkatan ini juga dikuasai oleh subvarian baru Omicron yang menebar dan masuk ke Indonesia.
“Memang resiko untuk ada kenaikan dapat terjadi, Desember, Januari, Februari,” kata Budi saat media visit ke Menara Kompas, Jakarta, Jumat. Selanjutnya, ia mengutarakan, ada tiga subvarian baru yang sudah masuk ke Indonesia, yakni XBB, XBB.1, dan BQ.1. Subvarian Omicron XBB dan XBB.1 yang banyak dan menebar di Singapura telah masuk ke Indonesia.
Begitu halnya BQ.1 yang awalannya menebar di Eropa dan di beberapa negara Amerika Serikat. “Ada 3 variasi baru yang telah masuk ke Indonesia yang mengakibatkan (kasus verifikasi) ini naik. Tiga- tiganya telah berada di Indonesia, ini yang mengakibatkan peningkatan,” tutur Budi.