Masalah Politik Identitas, PKS Meminta Jokowi Tidak Cuma Berikan Anjuran, tetapi Berlaku Tegas dan Adil
Ketua Departemen Politik DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nabil Ahmad Fauzi memandang Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang cukup cuma menghimbau capres (calon presiden) dan cawapres (calon wakil presiden) menghindar cerita politik jati diri.
Tetapi, PKS berpandangan Presidedn Jokowi perlu membarengi pengakuannya dengan cara riil. “Untuk kami, kuncinya ialah keteguhan dan sikap adil. Ini penting sebagai bentuk political will dari beliau sebagai pimpinan negara,” kata Nabil dalam penjelasannya, Rabu. Nabil menjelaskan, bila cuma hanya ajakan, pasti pengakuan Jokowi tidak memiliki makna.
Dia selanjutnya memandang jika permasalahan politik jati diri sama seperti dengan diplomatisasi agama dan polarisasi sosial yang dari banyak faksi.
“Karena itu, kurangnya sikap tegas dan kelihatan tebang pilihnya faksi Istana akan memacu reaksi dan melestarikan politik jati diri dan diplomatisasi agama itu,” tutur Nabil.
Di lain sisi, PKS masih tetap menghargai pesan Jokowi ke capres-cawapres itu. Menurut Nabil, dari pengakuan itu, Jokowi sedang jalankan peranan sebagai kepala negara untuk memberi tutorial kenegaraan.
Awalnya, Presiden Jokowi mengingati supaya beberapa capres-cawapres tidak memakai politik jati diri dalam kontestasi pilpres (Pemilihan presiden) 2024.
Jokowi memperjelas jika politik jati diri benar-benar beresiko untuk Indonesia. Hingga, diplomatisasi agama dan SARA seharusnya dijauhi.
“Jauhi ini. Kerjakan politik ide, politik gagasan. Tetapi tidak boleh masuk ke politik SARA, diplomatisasi agama, politik jati diri tidak boleh,” tutur Jokowi saat memberikan sepatah kata pada Permufakatan Nasional HIPMI 2022 yang diadakan di Solo, seperti ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden pada Senin.
“Benar-benar beresiko untuk negara sebesar Indonesia yang paling bermacam,” ucapnya kembali. Jokowi minta supaya pembicaraan yang nantinya dilaksanakan calon presiden dan calon wakil presiden sebagai pembicaraan gagasan dan ide dalam membuat bangsa, bukan pembicaraan yang malah membuat keadaan politik panas.
“Berikut yang satu kali lagi saya peringatkan ke beberapa calon presiden dan calon wakil presiden, untuk bawa situasi politik kita ke arah 2024 itu benar-benar paling banter anget sedikit, sukur dapat dingin,” kata Jokowi.