Kesiagaan dan Kepercayaan Pemerintahan Temui Covid-19 Subvarian XBB
Di tengah-tengah keadaan wabah yang berangsur turun di Indonesia, sekarang disampaikan ada penemuan Covid-19 subvarian Omicron XBB.
Subvarian XBB disebutkan mengakibatkan kenaikan infeksi pasien di 24 negara. Di negara tetangga, Singapura, subvarian XBB mengakibatkan kenaikan infeksi sampai capai 6.000 kasus setiap hari.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan jika subvarian baru Covid-19 Omicron XBB yang menyebar di Singapura, telah masuk ke Indonesia.
“Singapura kasusnya naik kembali ke 6.000 setiap hari, karena ada variasi baru namanya XBB, variasi ini juga masuk ke Indonesia, kita perhatikan terus,” tutur Budi pada acara seminar-online, Jumat.
Walau telah masuk ke Indonesia, Budi minta warga tak perlu cemas karena Indonesia mempunyai mekanisme pengatasan Covid-19 yang telah terbukti.
Kelihatan pada kasus Covid-19 Juli-Agustus 2022 yang dipandang masih agak miring walau variasi baru terus masuk ke Indonesia.
“Kita untung karena vaksinasi kita baik sekali, karena 440 juta ke lebih 204 juta komune penghuni kita, hingga kekebalan kita telah baik. Dan prosedur kita relatif baik, warga kita masih gunakan masker,” tutur Budi.
Sebagai info kasus Covid-19 terverifikasi di Indonesia per 20 Oktober 2022 capai 6.464.962 kasus. Dari jumlahnya itu, ada 6.287.663 dipastikan pulih, 158.380 wafat dan 18.919 masih aktif dalam perawatan.
Adapun pemerintahan sudah meneruskan PPKM Tingkat 1-4 untuk daerah Jawa-Bali sampai 1 November 2022. Dan untuk daerah luar Jawa-Bali berlaku sampai 1 Januari 2023.
Masih tetap disiplin prokes Buat tekan imbas subvarian XBB di Indonesia, Kementerian Kesehatan menghimbau agar warga masih tetap disiplin dalam mengaplikasikan prosedur kesehatan (prokes).
Juru Berbicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, sekitar 24 negara telah memberikan laporan penemuan Omicron variasi XBB, terhitung Indonesia, semenjak pertama kalinya diketemukan.
Kasus pertama XBB di Indonesia sebagai transmisi lokal, teridentifikasi pada orang wanita berumur 29 tahun yang barusan datang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Ada tanda-tanda seperti batuk, pilek dan demam. Dia selanjutnya lakukan pengecekan dan dipastikan positif pada 26 September. Sesudah jalani isolasi, pasien sudah dipastikan pulih pada 3 Oktober” kata Syahril dalam tayangan jurnalis.
Susul penemuan ini, Kemenkes segera lakukan usaha antisipatif dengan lakukan testing dan tracing pada 10 kontak langsung. Hasilnya, semua kontak langsung dipastikan negatif Covid-19 variasi XBB.
Walau variasi baru XBB cepat menyebar, Syahril menyebutkan fatalitasnya tidak kurang kronis dari variasi Omicron.
Walau begitu, negara tidak dapat disebutkan aman dari wabah Covid-19. Karena, beragam perubahan variasi baru masih mempunyai potensi terus terjadi.
Dalam tujuh hari akhir disampaikan terjadi peningkatan kasus di 24 propinsi. Dia lalu minta warga memprioritaskan prosedur kesehatan seperti memakai masker, menghindar keramaian, membersihkan tangan, dan lakukan testing jika alami tanda-tanda Covid-19.
“Selekasnya kerjakan booster untuk yang belum, untuk kurangi kesakitan dan kematian karena Covid-19,” terang ia. Menurut kenaikan kasus XBB di Negeri Singa itu telah lebih cepat dari variasi awalnya, yakni BA.5 dan BA.2.
“Kenaikan kasus gelombang XBB di Singapura berjalan cepat dan telah capai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” kata Syahril.