Kasus Gagal Ginjal Kronis, Fahri Hamzah: BPOM Tidak Bisa Terlepas Tanggung Jawab
Kasus gagal ginjal kronis misteri pada anak membuat beberapa orangtua di Indonesia risau. Selama ini, kasus masalah ginjal kronis progresif atipikal (GGAPA) capai 255 anak per Senin (24/10) dari 26 propinsi. Sementara, Kasus anak wafat terdaftar sekitar 143 orang.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menjelaskan, langkah negara memberi respon kasus gagal ginjal kronis pada anak tidak betul. Negara perlu memperhatikan point separation of job masalah pemakaian obat sirup yang mencelakakan anak. Karena itu, BPOM perlu bekerja dengan optimal menanggapi permasalahan itu.
“Korban dari anak-anak karena sirup yang telah dimakan lama, dan jika kita saksikan responsnya aneh. Negara harus menghargakan separation of job, pembagian pekerjaan. BPOM jangan dilepaskan dari tanggung-jawab jika negara telah meng-implant sistem pemantauan pada obat dan makanan,” kata Fahri dalam dialog ‘Gagal Ginjal Kronis Mencemaskan Negeri, Dapatkah Disetop?’, di saluran Youtube GeloraTV, Rabu.
“Jika di masa datang ada yang keliru, ada yang keracunan, ada yang wafat, negara harus mempersalahkan dianya dahulu. Jangan ia mempersalahkan seseorang. Itu langkah bekerja mekanisme,” sambungnya.
Fahri menanyakan cara Presiden Joko Widodo panggil beberapa faksi, dimulai dari tersangka aktor, pengawas, sampai aparatur penegak hukum. Menurutnya, usaha itu bukanlah hal yang selanjutnya menyentuh ada delik pidana atas kasus itu.
“Mendadak presiden panggil aktornya, pengawasnya, polisi, dan beskal. Lantas, keluar istana, mereka menjelaskan ‘Ini bakal ada permainan beberapa obat yang hendak terkena delik pidana’,” katanya.
Wakil Ketua DPR RI masa 2014-2019 ini memperjelas, jika negara perlu lakukan mawas diri lebih dulu dengan mengecek peluang ada kecolongan mekanisme pada tata urusnya.
Hal intinya ialah mengecek ada tanda-tanda obat yang memiliki kandungan beberapa zat beracun mencelakakan anak.
“Negara selalu mempersalahkan rakyat, selalu mempersalahkan pebisnis, selalu mempersalahkan pemain. Konsumsi pada obat terlarang atau obat beracun atau obat apa saja namanya yang selanjutnya mengakibatkan kematian,” tegasnya.
Dengan begitu, Fahri mengaitkan konsentrasi khusus dari Partai Gelora dalam menanggapi kasus tidak berhasil ginjal kronis pada anak ini ialah pembaruan mekanisme pada bidang kesehatan supaya selalu siap dalam hadapi kritis kesehatan di Indonesia.
“Nach, saya anggap, Partai Gelora Indonesia akan concern dengan pembaruan mekanisme untuk pengaturan mekanisme kesehatan kita. Negara harus punyai persiapan apa saja yang masuk ke negeri kita,” tutupnya.