Jokowi: Saya Dahulu Tidak Ingin ke Freeport karena Bukan Punya Kita
Presiden Joko Widodo bercerita pemicu dianya dahulu malas berkunjung PT Freeport di Papua.
Hal tersebut karena, saham PT Freeport mayoritas masih terkuasai oleh Amerika Serikat di awal mula pemerintahannya.
Narasi inilah ungkap saat memberikan sepatah kata untuk Pengesahan Pembukaan Konferensi XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) Tahun 2022 di Balai Sarbini.
“Saya dahulu tidak ingin ke Freeport karenanya bukan punya kita. Tapi saat ini saya ke Freeport karenanya terang punya kita. Jadi punya BUMN kita. Maknanya punya pemerintahan Indonesia,” tutur Jokowi.
Disamping itu, lanjut Jokowi, PT Freeport sekarang ini telah dikuasai oleh pegawai Indonesia. Jokowi mengklaim, sekitar 98 % pegawai sebagai WNI.
“Dan yang saya suka kembali 40 % itu ialah warga Papua. Ini padalah sebuah alih bentuk tehnologi, alih bentuk ekonomi yang terkadang kita tidak sadar. Saya baru sadar saat masuk ke situ. Baru sadar jika ini ialah alih bentuk ekonomi yang besar,” ucapnya.
Kepala negara mengutarakan, awalnya Indonesia cuma mengurus 9,3 % saham PT Freeport.
Sesudah bertransaksi dengan proses yang paling keras, sekarang ini sekitar 51 % saham PT Freeport telah terkuasai Indonesia.
Jokowi mengutarakan, sekarang 70 % dari penghasilan PT Freeport masuk ke kas dalam negeri.
“Saya suruh ngitung tempo hari ke Bu Menkeu, coba kalkulasi kita dari Freeport itu kita bisa berapakah sich? Dahulu ya bisa dividen 9 %. Saat ini kita bisa dividennya 51 %,” kata Jokowi.
“Bisa pajaknya terang semakin besar dan bisa PNBP (akseptasi negara bukan pajak) semakin besar, selanjutnya bisa bea export semakin besar. Sesudah dihitung-hitung dari penghasilan mereka kita 70 % itu masuk ke negara. Dari yang awalnya cuma deviden 9 %,” terangnya.