Audit Stadion yang Dipakai untuk BRI Liga 1 Ditegaskan Tidak Akan Lama
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menjelaskan pihaknya bersama Kementerian Tugas Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai lakukan audit pada stadion-stadion yang dipakai untuk kompetisi BRI Liga 1. Audi itu dilaksanakan supaya tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi.
Menurut Amali, mereka sebetulnya disuruh untuk mengaudit semua stadion yang berada di Indonesia. Namun, Kemenpora dan Kementerian PUPR mengutamakan stadion yang dipakai untuk gelaran BRI Liga 1 lebih dulu.
“Kita utamakan yang saat ini digunakan untuk kompetisi, jika Liga 1 ada 18 stadion,” kata Zainudin di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Argumen stadion untuk BRI Liga 1 lebih diutamakan
Argumen pemerintahan memprioritaskan stadion itu, karena kompetisi Liga 1 sedang berjalan sekarang ini. Zainudin Amali menjelaskan pihaknya tidak ingin tunda persaingan kelas paling tinggi di tanah itu kelamaan.
“Ini persaingan jangan kelamaan, karena ini masalah dengan pemain, pelatih, masalah upah mereka,” kata Zainudin.
Adapun audit itu, kata Zainudin, akan diutamakan di bagian akses masuk keluar stadion. Bila kelak diketemukan akses tidak pantas, karena itu Kementerian PUPR akan selekasnya lakukan pembenahan.
Perintah dari Presiden Jokowi
Audit pada stadion ini sebagai tindak lanjut dari perintah Presiden Jokowi sekian hari sesudah Tragedi Kanjuruhan. Masalahnya Jokowi dengar laporan masalah pintu yang tidak terbuka dan hancur hingga membuat pemirsa tidak dapat keluar Stadion Kanjuruhan.
Jokowi berkunjung beberapa korban selamat dari kejadian Kanjuruhan dan dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar, Kota Malang. Presiden juga memberi santunan sejumlah Rp 50 juta ke keluarga korban wafat.
“Saya berikan semangat ke beberapa korban supaya bisa melakukan aktivitas kembali,” kata Jokowi.
Tragedi Kanjuruhan terjadi sesudah pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang usai dengan score 2-3. Aremania, panggilan untuk supporter Arema FC, waktu itu ke lapangan untuk menjumpai beberapa pemain team kecintaannya.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI selanjutnya menepis beberapa supporter yang masuk ke lapangan itu. Polisi sempat tembakkan gas air mata ke pemirsa, baik yang ada di lapangan atau di tribun. Mengakibatkan massa kocar kacir ke arah pintu keluar. Sekitar 131 orang wafat karena alami sesak napas dan terinjak pijak sesudah beberapa pintu stadion rupanya terkunci hingga tidak dapat dibuka.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga sudah memutuskan 6 orang terdakwa dalam kasus ini. Salah satunya ialah Direktur Khusus PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Akhmad Hadian Lukita. PT LIB sebagai operator BRI Liga 1 sampai Liga 3.