Arti Gunungan atau Kayon dalam KTT G20, Lambang Keinginan Kebersinambungan Nasib Dunia

Arti Gunungan atau Kayon dalam KTT G20, Lambang Keinginan Kebersinambungan Nasib Dunia

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Wayan Adnyana menjelaskan, Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) Grup of 20 (G20) memberi keinginan besar untuk semua bumi dan didalamnya.

Tida itu saja, katanya, KTT G20 jadi momen riwayat yang besar untuk kebersinambungan nasib dunia yang akan datang. Ini tergambar dari kehadiran kayon dalam simbol Presidensi G20 Indonesia.

“Gunungan atau kayon menunjuk bentuk gunung. Gunung sebagai sumber energi vulkanik, yang sanggup menyuburkan alam dengan maha hebat,” kata Adnyana merilis kemenparekraf.go.id, Selasa.

Warga Bali mengatakan, gunungan dalam pewayangan ialah kayon. Kayon sebagai simbolis semesta alam dengan semua didalamnya yang berkonotasi dengan gunung menyimbolkan kelestarian alam, budaya, sampai ekonomi. Kayon dalam simbol Presidensi G20 Indonesia sebagai wakil semangat dan kepercayaan diri warga Indonesia, terutamanya untuk sembuh dari wabah dan selekasnya masuk set baru kehidupan.

Filosofi kayon memvisualisasikan lambang kehidupan di semesta alam, terutamanya peralihan waktu ke arah set baru. Wujud gunungan yang seperti segitiga ialah lambang dari purwa, madya, dan wasana, yaitu transisi kehidupan dari sejak awalnya sampai akhir.

Gunungan sebagai simbol penggantian lakon atau narasi mengenai bagaimana manusia berusaha dan usaha untuk mengganti jalan hidupnya. Wujud gunungan yang meruncing ke atas memiliki makna jika semua daya dan usaha manusia diberikan ke Yang Maha Kuasa.

Kayon sebagai wakil simbol alam di pewayangan. Untuk keyakinan Hindu, secara makrokosmos gunungan yang diputar-putar si dalang memvisualisasikan proses bercampurnya beberapa benda jadi satu dan diwujudkanlah alam dan didalamnya.

Beberapa benda itu diberi nama Panca Mahabhuta sebagai elemen komponen atau zat dasar dari alam dan didalamnya. Panca Mahabhuta, yakni akasa, bayu, teja, apah, dan perthiwi. Sumber dari Berita Hindu Dharma Nomor 527 November 2010, situs sah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali yang dicatat I Made Sumarya menerangkan, semesta alam diatur dari 5 anasir dasar Panca Mahabhuta.

See also  Sopir Mobil Honda BR-V Wafat Saat Berkendaraan di Tangerang, Diperhitungkan Terserang Gempuran Jantung

Namun, elemen yang paling menguasai ialah perthiwi hingga batu ialah padat. Air dipandang paling menguasai anasir dasar panca. Matahari ialah teja, udara ialah akasa, dan lain-lain. Sumarya mengatakan, kandungan akasa yang menguasai mengakibatkan kehadiran suatu hal berbentuk ruangan menebar.

“Kandungan bayu yang menguasai mengakibatkan kehadiran suatu hal berbentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang menguasai mengakibatkan kehadiran suatu hal berbentuk benda padat,” tulisnya. Kandungan yang menguasai itu dapat semakin dari 1 anasir Mahabhuta pada suatu benda atau isi alam, misalkan kandungan apah dan prethiwi yang menguasai mengakibatkan kehadiran berbentuk padat cair (kental).

Demikian juga kehadiran beragam macam isi alam yang ditetapkan kandungan yang berbeda dari anasir Panca Mahabhuta. Panca Mahabhuta sebagai anasir dasar penyusun semesta alam atau Buana azas Agung dibuat causa sempurna (Tuhan Yang Maha Esa) lewat proses pembuatan.

Pembuatan itu sebagai tatap muka di antara dua azas, yakni azas kesadaran dan maya yang bertingkat di atas ke bawah yang berperanan tentukan kehadiran semesta alam dan didalamnya. Oleh karena itu, warga Bali juga mengharap semua hasil KTT G20 di Bali sanggup memberi jalan kesejahteraan dan harmonisasi untuk manusia dan semesta alam.

Guru besar dan dosen sastra budaya Kampus Udayana, I Nyoman Darma Putra mengatakan, gunungan ialah lambang kehidupan dan kelestarian semesta alam. Gunungan jadi pengharapan untuk manusia dunia untuk kebersinambungan hidupnya.

“Keinginan yang dilambangkan dengan simbol gunungan ini sisi dari usaha memberikan dukungan perolehan Sustainable Development Goals (SDGs),” ucapnya. Demikian juga jargon “Recover Together, Recover Stronger” (Sembuh Bersama, Bangun Lebih Kuat), kata Darma, jadikan kepercayaan diri masa datang ceria untuk semua bangsa untuk perolehan SGDs. “Pasti didalamnya ada Bali dan Indonesia,” tutur Darma.

See also  KTT G20, Presiden Ukraina Akan Datang Secara Virtual

Ia menambah, beberapa hasil dari KTT G20 dapat merealisasikan SDGs. Beberapa hal berkaitan SDGs ialah rumor pembangunan sosial dan ekonomi, terhitung berkenaan kemiskinan, kelaparan, kesehatan, pengajaran, peralihan cuaca, air, sanitasi, energi, lingkungan dan keadilan sosial.

Untuk warga Bali, gunung dalam lambang gunungan bisa mengarah ke makna Wana Kerthi, yakni, usaha jaga kesucian dan kelestarian rimba dan pegunungan. Wana Kerthi disimpulkan sebagai gunung-laut atau nyegara gunung. “Itu lambang kerjasama yang tentukan kesuburan alam untuk sumber kehidupan makhluk hidup di bumi ini,” tutur Darma.

Gunungan dipandang seperti sumber ide yang fokus pada kesejahteraan dan kebahagian semesta alam.

About admin

Check Also

Istana Telah Terima Surat Pemunduran diri Zainudin Amali

Istana Telah Terima Surat Pemunduran diri Zainudin Amali

Istana Telah Terima Surat Pemunduran diri Zainudin Amali Staff Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo …